HIDUP BUKAN MAIN DAN BUKAN PERMAINAN
KARENA HIDUP ADALAH PILIHAN
Bruce Barton menuturkan, “entah baik atau buruk, percakapan anda alalah iklan anda. Setiap kali anda buka mulut, anda biarkan orang lain melihat anda.tutuplah mulut mu maka orang tak tahu seberapa tidak tahunya kamu, bukalah mulut mu maka mereka takkan meragukan ketidak tahuan mu.”
Perlu juga kita ingat bahwa kata-kata yang didengar akan masuk dalam ingatan jangka pendek (short time memory ) dan jika selalu diulang akan masuk dalam ingatan jangka panjang (long time memorry ) jika ini menjadi kebiasaan ,maka bunyi yang didengar akan masuk kedalam alam bawah sadar dan ini sulit sekali untuk hilang. Makanya kita harus berhati-hati untuk bertutur, bersenda gurau atau melecehkan orang lain.
Contoh,orng tua yang selalu mengatakan anaknya “bodoh’ ini akan berdampak pada sikap anak khususnya dalam memandang dirinya dan ini sangat mempengaruhi konsep diri anak tersebut terutama dalam pandangnya terhadap orang tua dan sebaliknya jika orag tua selalu memberikan pujian, senyum yang positif maka si anak akan mengekspplorasi dirinya. Untuk itu hidup adalah pilihan mana yang terbaik untuk dipilih.
Parlindungan marpaung mengatakan dalam konsep hubungan antar manusia dikenal dengan konsep 3P Permainan, Persetujuan dan Penghargaan. Kita akn menyadari otensi yang ada dalam dinya kita jika lingkungan kita memerima keberadaan kita.
Orang yang dipidana, narkoba, pemerkosaan, koruptor, pencuri selalu divonis orang yang tidak baik, lingkungan tidak menerimanya. Menerima seseorang berarti menerima apa adnya. Layaknya sang pencipta menerima kedatangan hambanya dalam doa-doa dan ibadahnya, kalau sang kkhaliq mau menerima taubat-taubat sang penjahat sekalipun, mengapa manusia begitu mudah memberi vonis seumur hidup yang dapat menghancurkan kehidupan dan melunturkan masa depan seseorang. Terimalah orang lain dimulai dari penerimaan diri sendiri artinya sesuai dengan konsep Psikologi yaitu “ memanusiakan manusia”.
Persetujuan, kesulitan seseorang adalah menyetujui pendapat orang lain, karena kita cendrung ingi disetujui pendapat kita cobalah untuk menerima denggan sama-sam emmecahkan permasalahannya.
Pada dasarnya setiap orang ingin dihargai, dihormati dan dipahami jika ini bisa kita lakukan maka konplik akan bisa diminalisir, solusi cepat tercapai dan terjadinya pematangan emosional, serta terbangunya komukasi yang harmonis.
Mendengarkan berbeda dengan mendengar, penelitian menunjukkan bahwa 90% waktu dalam sehari habis untuk menulis 16% untuk membaca 30% untuk berbicara dan 45 % habis untuk mendengarkan.
Mendengarkan merupakan upaya proaktif dari seseorang dengan melibatkan totalitas dirinya untuk menyimak pembicaraan orang lain. Sedangkan mendengar merupakan aktifitas sekilas tentang bagaimana dia merespon pembicaraan orang lain.
Allah menciptakan dua telinga satu mulut dengan maksud supaya manusia bisa dua kali lebih banyak mendengarkan dari pada berbicara.
Jika bibir tidak mau salah berucap maka perhatikan hal berikut kata Parlindungan Marpaung penulis “ setengah isi setengah kosong”,
Kepada siapa anda berbicara;
Tentang siapa yang anda bicarakan
Bagaimana
Kapan; dan
Dimana.
Selasa, 15 April 2008
Minggu, 06 April 2008
otak long time
Rabu, 02 April 2008
kuesioner potensi kepemimpinan anda
Petunjuk :
Pilihlah salah satu angka berikut ini dengan cara melingkarinya atau memberi tanda silang pada SATU ANGKA yang menggambarkan diri anda sebenarnya, baik yang mengarah kepernyataan disebelah kanan,tengah, maupun kiri.jawablah secara JUJUR sesuai denan keadaan anda yang sebenarnya!!!!!
BANDINGKAN PERTANYAAN DIATAS DENGAN DIBAWAH, KIRA-KIRA MANA YANG SESUAI DENGAN DIRI ANDA DAN LINGKARI ANGKA 1-10 YANG ADA DITENGAH LALU JUMLAHKAN DAN HASILNYA SESUAIKAN DENGAN SKOR INTERPRESTASI YANG ADA DIBAWAH.
1. Saya mampu membangun kepercayaan dalam memimpin kelompok.
2. Sayamampu mengembangkan dan menggunakan otoritas yang saya miliki.
3. Dengan kepemimpinan saya disiplin para pengikut terbentuk dengan baik.
4. Sayamampuberkomunikasidengan baik dan menjadi pembicara dpn public kpn saja.
5. Saya yakin dapat membuat keputusan yang tepat dan baik.
6. Saya mampu memutuskan sesuatu hal yang menyebabkan orang lain menjauhi saya.
7. Bagi saya tidak ada masalah jika saya terpisah dari kelompok saya.
8. Saya memiliki motivasi yang tinggi dan dan selalu bertanggungjawab.
9. Saya memiliki kemampuan unt memahami oranglain yg besar.
10.Saya dapat berfikir positif dalam suatu lingkungan yang negatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Saya tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk memimpin.
2. Saya tidak dapat menjadi figure yang memilik otoritas dalam situasi apapun.
3. Saya merasa tidak mungkin mendisiplinkan seseorang dibawah kepemimpinan saya.
4. Saya tidak mampu menjadi komunikator yang baik trhdp orang dan pengikut saya.
5. Saya tidak melihat bahwa saya dapat mengambil keputusan yang berpengaruh bagi orang
6. Saya tidak ingin mengambil keputusan apapun yang dapat menyulitkan saya.
7. Saya lebih suka menjadi salah satu anggota kelompok disbanding menjadi ketuanya.
8. Saya tidak termotivasi dan tidak pernah mencari pekerjaan yang membutuhkan
tanggungjawab yang besar.
9. Saya kurang mampu memahami orang lain.
10.Saya sulit berfikir positif dalam lingkungan yang negatif
Intepretasi skor : Jumlahkan angka-angka yang anda pilih dan lihat klasifikasi dibawah ini :
Jika jumlah skor > 80 Anda berarti memiliki potensikepemimpinan yang tinggi.
Jika jumlah skor 60-80 potensi kepemimpinan anda tergolong diatas
Jika Jumlah skor < 59 anda dibawah rata-rata dan anda belum sanggup untuk menjadi pemimpin.
Pilihlah salah satu angka berikut ini dengan cara melingkarinya atau memberi tanda silang pada SATU ANGKA yang menggambarkan diri anda sebenarnya, baik yang mengarah kepernyataan disebelah kanan,tengah, maupun kiri.jawablah secara JUJUR sesuai denan keadaan anda yang sebenarnya!!!!!
BANDINGKAN PERTANYAAN DIATAS DENGAN DIBAWAH, KIRA-KIRA MANA YANG SESUAI DENGAN DIRI ANDA DAN LINGKARI ANGKA 1-10 YANG ADA DITENGAH LALU JUMLAHKAN DAN HASILNYA SESUAIKAN DENGAN SKOR INTERPRESTASI YANG ADA DIBAWAH.
1. Saya mampu membangun kepercayaan dalam memimpin kelompok.
2. Sayamampu mengembangkan dan menggunakan otoritas yang saya miliki.
3. Dengan kepemimpinan saya disiplin para pengikut terbentuk dengan baik.
4. Sayamampuberkomunikasidengan baik dan menjadi pembicara dpn public kpn saja.
5. Saya yakin dapat membuat keputusan yang tepat dan baik.
6. Saya mampu memutuskan sesuatu hal yang menyebabkan orang lain menjauhi saya.
7. Bagi saya tidak ada masalah jika saya terpisah dari kelompok saya.
8. Saya memiliki motivasi yang tinggi dan dan selalu bertanggungjawab.
9. Saya memiliki kemampuan unt memahami oranglain yg besar.
10.Saya dapat berfikir positif dalam suatu lingkungan yang negatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Saya tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk memimpin.
2. Saya tidak dapat menjadi figure yang memilik otoritas dalam situasi apapun.
3. Saya merasa tidak mungkin mendisiplinkan seseorang dibawah kepemimpinan saya.
4. Saya tidak mampu menjadi komunikator yang baik trhdp orang dan pengikut saya.
5. Saya tidak melihat bahwa saya dapat mengambil keputusan yang berpengaruh bagi orang
6. Saya tidak ingin mengambil keputusan apapun yang dapat menyulitkan saya.
7. Saya lebih suka menjadi salah satu anggota kelompok disbanding menjadi ketuanya.
8. Saya tidak termotivasi dan tidak pernah mencari pekerjaan yang membutuhkan
tanggungjawab yang besar.
9. Saya kurang mampu memahami orang lain.
10.Saya sulit berfikir positif dalam lingkungan yang negatif
Intepretasi skor : Jumlahkan angka-angka yang anda pilih dan lihat klasifikasi dibawah ini :
Jika jumlah skor > 80 Anda berarti memiliki potensikepemimpinan yang tinggi.
Jika jumlah skor 60-80 potensi kepemimpinan anda tergolong diatas
Jika Jumlah skor < 59 anda dibawah rata-rata dan anda belum sanggup untuk menjadi pemimpin.
Senin, 31 Maret 2008
POLITIK PEREMPUAN PADA PILKADA SUMATERA UTARA
DAN PEMILU 2009 SERTA DALAM MEMPENGARUHI
KEBIJAKAN PEMERINTAH
Dengan berlangsungnya proses tatanan demokrasi dan hak asasi manusia di Era Reformasi telah membuka peluang ruang pablik bagi kaum perempuan untuk mewujudkan berbagai kebijakan dan program peningkatan pemberdayaan dan partisipasi perempuan.Namun demikian transisi menuju demokrasi diindonesia tersebut telah membuka peluang bagi partisipasi politik perempuan sebagai wujud dari persamaan hak sebagai warganegara, dengan berbagai tuntutan dan perjuangan yang selama ini diabaikan dan kini dapat disuarakan dengan kekuatan dan keyakinan yang lebih besar dari sebelumnya, namun partisipasi perempuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara masih dirasakan kurang, apabila memperhatikan keterwkilan perempuan yang masih tidak propesional sebagai warga Negara sekaligus sumber daya Manusia Indonesia, baik secara kapasitas maupun kapabilitas, hal ini telihat khususnya di Sumatera Utara yang secara garis besar mulai dari pimpinan partai, anggotanya sampai kepada pimpinan provinsi, Anggota legislatif dan dinas-dinas serta organisasi-organisasi yang ada di Sumatera Utara ini semua posisi tersebut sangat sulit untuk mencari sosok perempuan.begitulah lemahnya politik perempuan terutama lemahnya pemahaman perempuan itu sendiri terhadap makna politik.
Lemahnya politik perempuan terutama pemahaman perempuan terhadap politik itu sendiri sangat terlihat dalam kancah perpolitiakan Sumatera Utara saat ini yang sedang diambang pemilihan kepala Daerah sumut, mulai dari pasangan Ali Umri- Marua (UM MA), Tritamtomo- Benny Pasaribu (TRIBEN), Ir. RE Siahaan-H. Suwardi, Wahab- Raden Syafi’i (WARAS) sampai kepada pasangan Syamsul Arifin,SE-Gatot Pujo kusumo,ST ( SYAMPURNO)tidak terlihat satupun sosok perempuan yang diusung oleh berbagai partai politik yang ada diwilayah sumatera Utara ini dan dari sekian banyak partai disumatera Utara ini tak satupun ketua partainya yang berstatus perempuan yang diharapkan dapat mengambil kebijakan dan mewarnai serta mengaspirasikan kepentingan-kepentingan perempuan yang tak kalah beda dengan kepentingan kaum laki-laki.
Sementara itu, dalam masa transisi menuju demokrasi yang diinginkan, seringkali dikeluhkan kurangnya sumberdaya manusia yang handal, tetapi sering kali pila dalam pengambilan keputusan selalu masih saja mengabaikan partisipasi perempuan.
Oleh karena itu menyikapai masih rendahnya partisipasi perempuan tersebut melalui konsep kesetaraan dan keadilan gender dalam bidang sosial, hukum, ekonomi dan politik yang telah dicanangkan, maka untuk mempercepat peningkatan peran dan partisipasi perempuan dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan Gender diperlukan langkah strategis dan sinergis.Dalam pencapaiannya para kaum perempuan khususnya harus melakukan identifikasi diri, baik identifikasi kekuatan dan sumberdaya, identifikasi kelemahan dan kekurangan, serta pertimbangkan kondisi politik terkini dan terdepan, hal ini tidak terlepas dari adanya “Analisa SWOT” yang merupakan alat untuk menganalisa organisasi dan lingkungan kita dan hal ini merupakan tahap awal perencanaan dan membantu organisasi untuk lebih focus baik secara internal ( Strengths = kekuatan dan Weaknesses= kelemahan )maupun secara eksternal ( Opportunities= kesempatan dan Threats=kendala ).
Pemerintahan yang demokratis membawa konsekuensi kearah nuansa pemberian peluang yang semakin besar kepada peran serta perempuan sebagai sumberdaya manusia yang mempunyai kedudukan yang memadai dalam melaksanakan jalannya Negara dan pemerintahan. Sementara itu keinginan untuk menggerakkan dan memacu pembangunan melalui pemberdayaan perempuan yang belum optimal dan hal ini harus terus diupayakan peningkatannya.
Realitas social dan budaya di Indonesia khususnya disumatera Utara menunjukkan adanya ketimpangan relasi kekuasaan antara laki-laki dengan perempuan. Yang tentunya mengakibatkan adanya perbedaan kemampuan antara laki-laki dengan perempuan dalam menikmati hak-haknya disegala bidang kehidupan.faktanya hampir seluruh proses pembangunan , mulai dari perencanaan, pemantauan dan penilaian selama ini didominasi oleh kaum laki-laki baik sebagai perumus maupun penentu dan pengambil kebijakan, oleh karena itu partisipasi perempuan harus mendapat perhatian dan terakomodasi dalam pembahasan-pembahasan dilembaga tinggi Negara yang belum sepenuhnya mendapatkan perhatian secara khusus.
Ketentuan perundang-undangan dan pengaturan peluang partisipasi politik perempuan pada penyelenggaraan Negara sesungguhya telah mempunyai kedudukan yang kuat dan signifikan, yaitu dalam memperoleh hak, kewajiban dan kesempatan yang sama bagi perempuan dan laki-laki dalam pembangunan nasional termasuk peran sertanya sebagai mitra sejajar laki-laki.
Dalam konstitusi Repoblik Indonesia peluang kepada perempuan untuk berpartisipasi dalam pemerintahan Negara telah diakui dalam pasal 27 ayat 1 UUD 1945 yang menyatakan, bahwa “ segala warga Negara bersamaan kedudukannya dalam hokum dan pemerintahannya dan wajib menjunjung hokum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.hal senada dalam Amandemen UUD 1945 Pasal 28d yang menyebutkan dalam ayat (1) bahwa “setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hokum yang adil dan perlakuan yang sama dihadapan hukum” dan ayat (3) menyatakan, bahwa “ setiap warganegara berhak mempunyai kesempatan yang sama dalam pemerintahan”.
Ketentuan perundang-undangan dan pengaturan peluang partisipasi kepada perempuan tersebut begitu kuat, namun harus diakui bahwa dalam prakteknya situasi dan kondisinya begitu beda, masih banyak terjadinya diskriminasi terhadap perempuan dengan kata lain kedudukan dejure jauh berbeda dengan keadaan de facto.
Untuk mencari solusi peningkatan partisipasi perempuan, termasuk dalam menyonsong pemilu 2009 yang akan dating melalui visi, misi dan melaksanakan berbagai kebijakan serta program pembangunan pemberdayaan perempuan, yang diimplementasikan bersama dengan instansi pemerintah terkait dan berbagai organisasi perempuan serta Lembaga Swadaya Masyarakat.faktor yang cukup signifikan untuk menentukan keterwakilan perempuan, yaitu peran organisasi-organisasi partai politik peningkatan keterwakilan perempuan dilembaga legislative dan hal ini tidak terlepas dari peran partai politik.oleh sebab para pimpinan partai politik dapat mendukung upaya peningkatan keterwakilan perempuan dilembaga legislatif.dan para perempuan dipartai politik hendaknya harus dapat saling membahu, mempersiapkan dan meningkatkan keterwakilan perempuan 30% dilegislatif pada pemilu 2009.disamping itu perempuan harus mampu mengembangkan dirinya,dan meningkatkan kemampuan, membekali diri dengan pengetahuan dan wawasan yang luas dan percaya diri bahwa ia mampu mengisi dan memperjuangkan aspirasi masyarakat.adapun tantangan politik perempuan 40% dengan mempengaruhi pemerintah.
Sebagaimana diketahui bahwa visi pembangunan pemberdayaan perempuan yaitu “ mewujudkan kesetaraan dan keadilan Gender, kesejahteraan dan perlindungan anak dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.
Partisipasi perempuan perlu dikemas dalam bentuk gerakan yang terkoordinir dengan baik, sehingga menjadi ekuatan yang besar dan mampu membawa perubahan yang mendasar.untuk itu juga dibutuhkan upaya bersama dalam kesatuan gerak agar perjuangan pemberdayaan perempuan dalam konteks yang lebih luas dapat berjalan. Sehingga untuk mewujudkan perempuan yang berada dalam posisi yang lebih baik sebagai warga bangsa dalam masyarakat madani yang demokratis dan berkeadilan dapat segera tercapai.
CURICULUM VITE
Nama : Ifda Hanum Chan
TTL : Airbangis,7 Desember 1984
Status : Mahasiswi
Alamat : Jl.Pahlawan Gg.Rukun No.29 Kec. Medan Perjuangan Kel.Pahlawan kode post 20233 Medan.
Tlp/Hp : 0813 979 99 773
Jenjang Pendidikan :
MIN di Airbangis, Pasaman Barat Sumbar Tahun 1997
MTSN di Pekan Baru-Riau Tahun 2000
MAN I di Pasaman Barat Tahun 2003
PT di Univ. Medan Area Tahun 2003
Jenjang Training :
Studi Islam Intensif Tahun 2004 di UMA
Daurah Marhalah I Tahun 2004 Medan
ESQ di UMA Tahun 2004
Leader Ship Pelaksana KAMDA Medan Tahun 2005
MOP Tahun 2003
LK I di kisaran Tahun 2005
LK II di Tanjung Pinang-Kepulauan Riau Tahun 2007
LKK di Pekan Baru Tahun 2007
Pengalaman Organisasi :
Ketua Osis MAN I Pasaman Barat Tahun 2002
Ketua Bidang Eksternal Kohati Kom’s UMA Tahun 2003-2004
HMI Wakil Bendahara Umum Kom’s UMA Tahun 2004-2005
Bendahara Umum HMI Kom’s UMA Tahun 2004-2005
Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa UMA Tahun 2005-2006
Koordinator Lembaga Mahasiswa Psikologi Wilayah SUMUT Tahun 2006-2007
Dept. Litbang HMI Cabang Medan Tahun 2006-2007
Sekretaris Umum KOHATI HMI Cabang Medan Tahun 2007-2008
Mentri Internal PEMA UMA Tahun 2007-2008
Bendahara Umum (APKLI) Kota Medan Tahun 2006-2011
Motto Hidup : Jangan biasa mengerjakan yang biasa yang dikerjakan orang biasa
DAN PEMILU 2009 SERTA DALAM MEMPENGARUHI
KEBIJAKAN PEMERINTAH
Dengan berlangsungnya proses tatanan demokrasi dan hak asasi manusia di Era Reformasi telah membuka peluang ruang pablik bagi kaum perempuan untuk mewujudkan berbagai kebijakan dan program peningkatan pemberdayaan dan partisipasi perempuan.Namun demikian transisi menuju demokrasi diindonesia tersebut telah membuka peluang bagi partisipasi politik perempuan sebagai wujud dari persamaan hak sebagai warganegara, dengan berbagai tuntutan dan perjuangan yang selama ini diabaikan dan kini dapat disuarakan dengan kekuatan dan keyakinan yang lebih besar dari sebelumnya, namun partisipasi perempuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara masih dirasakan kurang, apabila memperhatikan keterwkilan perempuan yang masih tidak propesional sebagai warga Negara sekaligus sumber daya Manusia Indonesia, baik secara kapasitas maupun kapabilitas, hal ini telihat khususnya di Sumatera Utara yang secara garis besar mulai dari pimpinan partai, anggotanya sampai kepada pimpinan provinsi, Anggota legislatif dan dinas-dinas serta organisasi-organisasi yang ada di Sumatera Utara ini semua posisi tersebut sangat sulit untuk mencari sosok perempuan.begitulah lemahnya politik perempuan terutama lemahnya pemahaman perempuan itu sendiri terhadap makna politik.
Lemahnya politik perempuan terutama pemahaman perempuan terhadap politik itu sendiri sangat terlihat dalam kancah perpolitiakan Sumatera Utara saat ini yang sedang diambang pemilihan kepala Daerah sumut, mulai dari pasangan Ali Umri- Marua (UM MA), Tritamtomo- Benny Pasaribu (TRIBEN), Ir. RE Siahaan-H. Suwardi, Wahab- Raden Syafi’i (WARAS) sampai kepada pasangan Syamsul Arifin,SE-Gatot Pujo kusumo,ST ( SYAMPURNO)tidak terlihat satupun sosok perempuan yang diusung oleh berbagai partai politik yang ada diwilayah sumatera Utara ini dan dari sekian banyak partai disumatera Utara ini tak satupun ketua partainya yang berstatus perempuan yang diharapkan dapat mengambil kebijakan dan mewarnai serta mengaspirasikan kepentingan-kepentingan perempuan yang tak kalah beda dengan kepentingan kaum laki-laki.
Sementara itu, dalam masa transisi menuju demokrasi yang diinginkan, seringkali dikeluhkan kurangnya sumberdaya manusia yang handal, tetapi sering kali pila dalam pengambilan keputusan selalu masih saja mengabaikan partisipasi perempuan.
Oleh karena itu menyikapai masih rendahnya partisipasi perempuan tersebut melalui konsep kesetaraan dan keadilan gender dalam bidang sosial, hukum, ekonomi dan politik yang telah dicanangkan, maka untuk mempercepat peningkatan peran dan partisipasi perempuan dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan Gender diperlukan langkah strategis dan sinergis.Dalam pencapaiannya para kaum perempuan khususnya harus melakukan identifikasi diri, baik identifikasi kekuatan dan sumberdaya, identifikasi kelemahan dan kekurangan, serta pertimbangkan kondisi politik terkini dan terdepan, hal ini tidak terlepas dari adanya “Analisa SWOT” yang merupakan alat untuk menganalisa organisasi dan lingkungan kita dan hal ini merupakan tahap awal perencanaan dan membantu organisasi untuk lebih focus baik secara internal ( Strengths = kekuatan dan Weaknesses= kelemahan )maupun secara eksternal ( Opportunities= kesempatan dan Threats=kendala ).
Pemerintahan yang demokratis membawa konsekuensi kearah nuansa pemberian peluang yang semakin besar kepada peran serta perempuan sebagai sumberdaya manusia yang mempunyai kedudukan yang memadai dalam melaksanakan jalannya Negara dan pemerintahan. Sementara itu keinginan untuk menggerakkan dan memacu pembangunan melalui pemberdayaan perempuan yang belum optimal dan hal ini harus terus diupayakan peningkatannya.
Realitas social dan budaya di Indonesia khususnya disumatera Utara menunjukkan adanya ketimpangan relasi kekuasaan antara laki-laki dengan perempuan. Yang tentunya mengakibatkan adanya perbedaan kemampuan antara laki-laki dengan perempuan dalam menikmati hak-haknya disegala bidang kehidupan.faktanya hampir seluruh proses pembangunan , mulai dari perencanaan, pemantauan dan penilaian selama ini didominasi oleh kaum laki-laki baik sebagai perumus maupun penentu dan pengambil kebijakan, oleh karena itu partisipasi perempuan harus mendapat perhatian dan terakomodasi dalam pembahasan-pembahasan dilembaga tinggi Negara yang belum sepenuhnya mendapatkan perhatian secara khusus.
Ketentuan perundang-undangan dan pengaturan peluang partisipasi politik perempuan pada penyelenggaraan Negara sesungguhya telah mempunyai kedudukan yang kuat dan signifikan, yaitu dalam memperoleh hak, kewajiban dan kesempatan yang sama bagi perempuan dan laki-laki dalam pembangunan nasional termasuk peran sertanya sebagai mitra sejajar laki-laki.
Dalam konstitusi Repoblik Indonesia peluang kepada perempuan untuk berpartisipasi dalam pemerintahan Negara telah diakui dalam pasal 27 ayat 1 UUD 1945 yang menyatakan, bahwa “ segala warga Negara bersamaan kedudukannya dalam hokum dan pemerintahannya dan wajib menjunjung hokum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.hal senada dalam Amandemen UUD 1945 Pasal 28d yang menyebutkan dalam ayat (1) bahwa “setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hokum yang adil dan perlakuan yang sama dihadapan hukum” dan ayat (3) menyatakan, bahwa “ setiap warganegara berhak mempunyai kesempatan yang sama dalam pemerintahan”.
Ketentuan perundang-undangan dan pengaturan peluang partisipasi kepada perempuan tersebut begitu kuat, namun harus diakui bahwa dalam prakteknya situasi dan kondisinya begitu beda, masih banyak terjadinya diskriminasi terhadap perempuan dengan kata lain kedudukan dejure jauh berbeda dengan keadaan de facto.
Untuk mencari solusi peningkatan partisipasi perempuan, termasuk dalam menyonsong pemilu 2009 yang akan dating melalui visi, misi dan melaksanakan berbagai kebijakan serta program pembangunan pemberdayaan perempuan, yang diimplementasikan bersama dengan instansi pemerintah terkait dan berbagai organisasi perempuan serta Lembaga Swadaya Masyarakat.faktor yang cukup signifikan untuk menentukan keterwakilan perempuan, yaitu peran organisasi-organisasi partai politik peningkatan keterwakilan perempuan dilembaga legislative dan hal ini tidak terlepas dari peran partai politik.oleh sebab para pimpinan partai politik dapat mendukung upaya peningkatan keterwakilan perempuan dilembaga legislatif.dan para perempuan dipartai politik hendaknya harus dapat saling membahu, mempersiapkan dan meningkatkan keterwakilan perempuan 30% dilegislatif pada pemilu 2009.disamping itu perempuan harus mampu mengembangkan dirinya,dan meningkatkan kemampuan, membekali diri dengan pengetahuan dan wawasan yang luas dan percaya diri bahwa ia mampu mengisi dan memperjuangkan aspirasi masyarakat.adapun tantangan politik perempuan 40% dengan mempengaruhi pemerintah.
Sebagaimana diketahui bahwa visi pembangunan pemberdayaan perempuan yaitu “ mewujudkan kesetaraan dan keadilan Gender, kesejahteraan dan perlindungan anak dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.
Partisipasi perempuan perlu dikemas dalam bentuk gerakan yang terkoordinir dengan baik, sehingga menjadi ekuatan yang besar dan mampu membawa perubahan yang mendasar.untuk itu juga dibutuhkan upaya bersama dalam kesatuan gerak agar perjuangan pemberdayaan perempuan dalam konteks yang lebih luas dapat berjalan. Sehingga untuk mewujudkan perempuan yang berada dalam posisi yang lebih baik sebagai warga bangsa dalam masyarakat madani yang demokratis dan berkeadilan dapat segera tercapai.
CURICULUM VITE
Nama : Ifda Hanum Chan
TTL : Airbangis,7 Desember 1984
Status : Mahasiswi
Alamat : Jl.Pahlawan Gg.Rukun No.29 Kec. Medan Perjuangan Kel.Pahlawan kode post 20233 Medan.
Tlp/Hp : 0813 979 99 773
Jenjang Pendidikan :
MIN di Airbangis, Pasaman Barat Sumbar Tahun 1997
MTSN di Pekan Baru-Riau Tahun 2000
MAN I di Pasaman Barat Tahun 2003
PT di Univ. Medan Area Tahun 2003
Jenjang Training :
Studi Islam Intensif Tahun 2004 di UMA
Daurah Marhalah I Tahun 2004 Medan
ESQ di UMA Tahun 2004
Leader Ship Pelaksana KAMDA Medan Tahun 2005
MOP Tahun 2003
LK I di kisaran Tahun 2005
LK II di Tanjung Pinang-Kepulauan Riau Tahun 2007
LKK di Pekan Baru Tahun 2007
Pengalaman Organisasi :
Ketua Osis MAN I Pasaman Barat Tahun 2002
Ketua Bidang Eksternal Kohati Kom’s UMA Tahun 2003-2004
HMI Wakil Bendahara Umum Kom’s UMA Tahun 2004-2005
Bendahara Umum HMI Kom’s UMA Tahun 2004-2005
Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa UMA Tahun 2005-2006
Koordinator Lembaga Mahasiswa Psikologi Wilayah SUMUT Tahun 2006-2007
Dept. Litbang HMI Cabang Medan Tahun 2006-2007
Sekretaris Umum KOHATI HMI Cabang Medan Tahun 2007-2008
Mentri Internal PEMA UMA Tahun 2007-2008
Bendahara Umum (APKLI) Kota Medan Tahun 2006-2011
Motto Hidup : Jangan biasa mengerjakan yang biasa yang dikerjakan orang biasa
Senin, 10 Desember 2007
PEREMPUAN DAN PEMBANGUNAN UMMAT
"Apakah kalian berpaling,niscaya neraka akan membuat kerusakan dibumi menghancurkan ladang dan tanaman"
Islam mendudukkan perempuan dalam posisi yg sangat terhormat.hal ini karena besar dan pentingnya peran perempuan yang tak mungkn digantikan oleh siapapun.ironisnya perempuan kini begitu memandang hina akan tugasnya,tidak berguna dan tidak profektif dan menurut saya kebodohan ini makin menjadi lantaran hilangnya keimanan dan tinggalnya alqur'an dan diganti dengan bacaan-bacaan yang yang tidak konstruktif oleh para kaum perem puan malang.
Ketika seorang perempuan yang bernama asma datang kepada Rasulullah, mewakili kaumnya ia menanyakan prihal sebagai perempuan yang serba terbatas dalam andil dan kesempatan dalam beramal dan membangun kejayaan ummat.
"wahai Rasulullah,sesungguhnya allah mengutamakan laki-laki dan perempuan,maka kami mengimani dan mengikutimu,dan kami para perempuan serba terbatas dan kurang(dalam amaliah).yugas kami hanya menjaga rumah dan melayani laki-laki.kami mengandung anak mereka,sedangkan laki-laki memiliki keutamaan dengan berjama'ah, menyaksikan manyat dengan berjihat.apakah kami dapat menyamakan mereka dalam berpahala ya Rasulullah?"
agaknya ia merasa heran,perempuan tidak cukup penting dan besar dibanding laki-laki.Tapi dibalik pertanyaan itu tersimpul keraguan perempuan generasi pertama dalam kecintaan akan amal islami dan jihad.bertapa berbedanya dengan perempuan kibi yang memandang hina fungsi dan tugasnya disebabkan kecintaan harta dan dunia.
Rasulullah tersenyum dan menjawab"pernahkah kalian mendengar dari perempuan pertanyaan yang lebih baik dari pertanyaan ini?kalau semua itu kalian lakukan dengan sebaik-baiknya niscaya kalian akan mendapat pahala sebagaimana suami-suami kalian"
Lantas apa rahasianya??geran apa yang terjadi ??
Apa rahasia tugas-tugas itu,begitu pentingkah sehingga para perempuan dijanjikan pahala jihad dan pahala lainnya?ada tugas utama, yaitu :
1.Perempuan adalah ibu generasi.
Mengandung dan melahirkan adalah dunia perempuan, tidak mungkin diganti oleh siapapun.ia adalah lahan amal sholeh dimana para perempuan mendapat keagungan disisi Allah dan kehormatan dari manusia,perempuan adalah pelahir generasi.Allah mengumpakan perempuan sebagai lahan (hartsun),tempat menyemai benih, menumbuhkan generasi baru."istrimu adalah ladang bagimu,maka datangilah dari mana kalian suka" (Al-baqarah 223)bila ladang itu baik, niscaya baiklah apa yang ditumbuh diatasnya ataupun sebaliknya,ini sebabnya musuh-musuh islam mengeluarkan tenaga,biaya dan waktu begitu besar untuk menghancurkan ladang dan apa yang hidup diatasnya.
Jika seluruh perempuan mogok melahirkan makaniscaya musnahlah manusia dan inilah pola yang dilakukan musuh-musuh Allah, mencekoki perempuan dengan iming-iming duniawi, menyerbu dengan informasi yang menyesatkan, makin banyak mereka membaca majalah makin takut mereka dengan kehamilan.
2. Perempuan alalah pendidik generasi
Rabu, 05 Desember 2007
Langganan:
Komentar (Atom)
